Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di
Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari
Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya
Sebaran Tinggal
Di samping
suku Jawa dan
Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke
Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah,
serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga
Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di
Kalimantan seperti
Sampit dan
Sambas,
pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan
oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan
etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali. Orang Madura
pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, suka
merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang
perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya:
berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun,
tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti
ketua MK
Mahfud Md,
Wardiman Djojonegoro (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998 di bawah pemerintahan Presiden
Soeharto),
R. Hartono
adalah seorang mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan
Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula
sebagai
Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Beliau merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang
mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat). Selain itu banyak
juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi
Pahlawan nasional Indonesia Seperti:
Trunojoyo yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda (
VOC
tahun 1677). Kiyai Taman adalah seorang pejuang Islam yang gigih
menentang Belanda pada tahun 1919. Kiai Djauhari membuka cabang
Hizbullah di Prenduan. Didirikan pada tahun 1944, Hizbullah adalah
organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia (Masjumi),
organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu (Huub de Jonge
1989: 256).
Agama dan Kepercayaan
Mayoritas masyarakat suku Madura adalah penganut Islam.
Bahasa
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta
sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga
dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik
haji,
orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya
untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai
tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual
Pethik Laut atau
Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Karakter Sosial Budaya
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa
lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi
carok pada masyarakat Madura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar